Advertise

Diberdayakan oleh Blogger.

 
Rabu, 09 November 2011

tokoh-tokoh mak nyos Komunikasi pilitik

0 komentar

Akmal Fauzi (108051000140)

Komunikasi Politik

tugas Mr. Beki..


Political Apathy (Noberto Bobbio 1982)

Political Apathy, kalau kita lihat dari segi bahasa berarti politik apatis. Ini bukan berarti politik tersebut apatis tetapi ini dilihat dari pandangan masyarakat terhadap politik. Noberto bobbio memandang bahwa Politik apatis terjadi akibat ari kekecewaan masyarakat kepada elite politik. Mereka beranggapan politik selalu diasumsikan oleh kebohongan, maksudnya, para elite polotik selalu mengumbar janji-janji. Misalnya dalam pemilihan umum, seorang calon pemimpin (elite politik) dalam berkampanye menyampaikan janji-janji yang akan dilakukan, namun opada kenyataannya hal itu tidak bisa direalisasikan dan dipenuhi dan hal ini menjadi budaya. Hal ini menimbulkan kekecewaan dari ,asyarakat terhadap budaya politik. Contohnya, pada pemilihan umum angka Golongan Putih (golput) meningkat. Masyarakat lebih baik tidak menyuarakan suaranya karena asumsi politik itu kotor bagi mereka.

Di Indonesia yang kita tahu menganut system demokrasi dimana pemimpin dipilih langsung oleh masyarakat. Pemerintah yang menjadi pemimpin disetiap pengambilan kebijakan selalu ada kritik dari kubu oposisi. Hal itu merupakan kegiatan politik yang lazim. Namun, setelah pergantian pemerintahan, ada kelopmpok oposisi yang lalu menjadi pemimpin, kesalahan-kesalahan masa lalu yang dilakukan oleh pemerintah sebelumnya itu diulang lagi oleh pemerintah selanjutnya. Hal ini menimbulkan kebosanan dan kelelahan publik terhadap proses pergantian rezim secara terus-menerus dibarengi kesalahan yang sama.

Kebosanan publik terhadap pergantian rezim berubah menjadi apatisme politik, karena harapan yang senantiasa didengungkan ketika pergantian rejim tidak bisa diwujudkan. Pada satu sisi, kebosanan tersebut bagi oposisi berikutnya yang mengkritik kebijakan-kebijakan penguasa terasa mendahului kehendak masyarakat.

The Silent Passivity (Jean Baudrilard 1984)

Silent Passivity yang coba saya gambarkan disini yakni orang-orang yang pasif atau bisa dibilang menerima apa adanya. Saya memandang silent passivity ini dampak dari political aphaty.

Contoh kasus, bagaimana President SBY menaikan harga BBM yang tentunya banyak pro-kontra didalamnya, bahkan kebijakannya lebih banyak merugikan orang banyak kalau dilihat dari segi ekonomi. Ada yang memprotes atas kebijakannya itu dengan cara berdemo menuntut penarikan kebijakan tersebut, namun bayak juga masyarakat yang menerima kebijakan tersebut. Menerima bukan berarti mereka setuju namun mereka pasif akan apa yang terjadi. Kaum inilah yang disebut Silent passivity.

Hal ini juga bisa bentuk kekecewaan yan dijelaskan pada politikal apatis diatas. Kepasifan mereka seolah menjadi keberuntungn bagi para elite politik dengan pemerintahannya ataupun kaum kapitalis media dengan isi pesan yang disampaikannya. Kaum elite politik dengan sikap otoriternya bisa memanfaatkan fenomena ini untuk terus menjalankan pemerintahannya dan kepentingannya

The Public Sphere (Jurgen Hubermas 1989)

Public Sphere atau yang biasa dikenal dengan ruang publik yakni area kehidupan sosial dimana public bisa mendiskusikan dan mengidentifikasi masalaha yang ada. Public sphere yang dikenal dahulu abad ke 18 pada kedai-kedai kopi di Eropa ini perbincangan-perbincangan atau diskusi ringan dalam satu area.

Apa yang didiskusikan lebih dari satu orang dan bisa dilihat orang dari apa dibincangkan sehingga menimbulkan opini public lainnya. Dalam satu pemerintahan yang mengambil kebijakan namun tidak sesuai dan sejalan dengan kebnyakan public, sehinggga public mengemukakan pendapatnya dalam diskusi tersebut, dan dilihat oleh public lainnya sehinnga menimbulkan opini public yang berpendapat tidak sejalannya pemikitran mereka dengan apa yang diputuskan oleh pemerintah. Sehinnga forum tersebut dapat berpengaruh dengan kebijakan-kebijakna pemerintah.

Seiring perkembangan zaman, kini public sphere bisa kita lihat dimana saja. Orang-orang bisa berdiskusi, mengemukakan pendapat atas permasalahn yang ada. Kemajuan teknologi mempermudah public untuk bisa mengemukakan pendapatnya dalam satu permasalahan. Dalam media massa contohnya, acara-acara talk show yang dikemas semenarik mungkin, dimana ada pembawa acara, nara sumber dan tentunya satu topik yang diangkat. Disitu terjadi pandangan-pandangan dari berbagai elemen termasuk khalayak (penonton), bahkan khalayak pun bisa mengemukakan pendapatnya melalui telpon interaktif.

Pada era ini, media semakin berkembang, hadirnya new media seperti facebook, blog, twitter dan lain sebagainya bisa dimanfaatkan oleh public untuk berdiskusi tentang permasalahan yang ada dan dapat dilihat oleh khalayak banyak.

The Manufacturing Concent (Noam Chomsky dan Edward Hemas 1988)

Seperti apa yang diperkenalkan oleh Noam Chomsky dan Edward Hemas yang saya pahami disini Manufactoring Concent neranggapan bahwa media dalah pabrik produksi yang menyajikan pesan atau informasi dengan tujuan apa yang disampaikan itu disetujui oleh khalayak. Apa yang telah dije;askan oleh Chomsky dan Edward, meda sebagai perusahaan kapitalis yang menyajikan informasi yang dikemas sedemikian rupa dengan harapan apa yang diinformasikan bisa disetujui oleh penikmat media, masyarakat mengiyakan saja apa yang telah diinformasikan dan disini seperti masyarakat kehilangan daya kritisnya dengan apa yang ia dapat.

Media massa yang kita ketahui merupakan saran penyampaian informasi kepada khalayak, dan inilah fungsi mereka untuk menanamkan nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku. Pabrik (media) inilah yang mengatur atau secara tidak langsung menizinkan pesan atau informasi mana yang akan dikonsumsi oleh masyaraka sebagai penikmat media.

Selain itu, media yang disebut pabrik tersebut, memproduksi kembali apa yang terjadi, dan membentuk opini baru terhadap kejadian tersebut seperti apa yang diingakan oleh media tersebut. Contohnya dalam kasus century yang terus diberitakan oleh media, lagi, lagi dan lagi diberitakan oleh media tentunya dengan opini public yang berbeda. Adanya ketergantungan informasi oleh penikmat media demi kelancaran media tersebut meraup kentungan sebanyak-banyaknya.

Tentunya, pesan yang disampaikan oleh media tersebut tidak lain adalah demi kepentingan pihak-pihak yang dibelakang media tersebut.

The Tabloid Jurnalisme (Colin Spacks 1992)

Kata tabloid yang banyak dikenal mungkin sebuah media yang meginformasikan berita-nerita serta isu ringan. Namun Tabloid Jurnalisme bukan hanya sebatas itu, Tabloid jurnalisme yang dimaksud oleh Colin Sparks ini yaitu usaha-usaha peralihan media baik dari isi, bentuk serta formatnya dari kodrat awalnya ke arah bentuk-bentuk tabloidisasi. Maksudnya, adanya perubahan format yang seharusnya serius menjadi ringan seperti tabloid yang kita baca kebanyakan, bahasa ringan, kaya akan ilustrasi dan kemasan yang menarik.

Adanya perubahan format merupakan tuntutan dari keuntungan, bagaimana media tersebut dengan kemasan yang lebih ringan bisa menarik iklan sebanyak-banyaknya. Namun fenomena ini seperti pembodohan publik, tayangan (berita) yang disajikan itu tidak ada pentingnya. Contoh dalam sebuah talkshow kasus Al Amin Nasution, seorang wartawan atau pembawa acara dalam pertanyaannya lebih menekankan gosipnya dengan Kristina bukan melainkan pertanyaan mengenai kasus korupsinya.

Saya melihat bahwa media-media indonesia telah mengarah pada tren ini, mereka melihat dalam tatanan kehidupan masyarakat di Indonesia dilihat dari ekonomi mayoritas menengah kebawah. Masyarakt Indonesia yang sebagai penikmat media lebih suka dengan tnyangan-tayangan yang easy thingking. Maka dari itu media melihat peluang ini untuk mengemas sebuah pemberitaan yang banyak diinginkan.

Media mulai mengesampingkan aspek kualitas berita dan konsen pada pasar. Isu yang diangkat seringkali tidak ada relevansinya dengan keadaan masyarakat yang sedang bermasalah. Masyarakat seolah terlena akan fenomena ini, yang seharusnya masyarakat mendapatkan hal yang lebih penting untuk kehidupannya. Media yang seperti ini hanya mengedepankan bagaimana mencari penikmat sebanyak-banyaknya, memproduksi sebanyak mungkin dan mendapat iklan yang banyak.

The Hegemoni (Antonio Gramsci 1971)

Saya berpandangan bahwa Hegemoni adalah proses dominasi, di mana sebuah ide mengalahkan atau membawahi ide lain, sebuah proses di mana satu kelompok dalam masyarakat menggunakan kepemimpinan untuk menguasai yang lainnya. Kata dominasi yang harus kita tekankan, bagaimana seseorang menciptakan cara berpikir atau wacana tertentu yang dominan, yang dianggap benar, sedangkan wacana lain dianggap salah.

Hal tersebut jika dikaitkan dengan media, Media secara tidak sengaja menjadi alat untuk menyebarkan nilai-nilai atau wacana dominan yang dianggap benar hingga meresap dalam benak khalayak dan dianggap kebenaran. Sebaliknya, wacana lain diangap salah. Bagaimana media menjadi fasilitator ataupun alat untuk kelompok yang berkepentingan untuk mendominasi wacana ataupun tujuannya.

peran media sebagai channel yang menghubungkan wacana dominan itu kepada khalayak atau kelompok minoritas. Berbagai pihak di belakang media sebagai kelompok dominan yang berkepentingan menyebarkan wacana atau ideologi, hingga membangun kultur dan ideologi dominan, sekaligus perjuangan kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi tandingan. Pertarungan wacana itu melahirkan kegagahan bagi media sebagai pencetus berbagai kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan.

Sejak bergulirnya era reformasi tidak bisa dipungkiri lagi topik-topik politik menjadi pilihan wacana media. Yang sebelumnya sebelum era reformasi ini media seperti dikerangkeng oleh system. Pemberlakukan Undang-undang Pers membuat media merasa memiliki alasan untuk menikmati kebabasan itu. Berbagai pihak di belakang media sebagai kelompok dominan yang berkepentingan menyebarkan wacana atau ideologi, hingga membangun kultur dan ideologi dominan.

Psudo Event (Daniel barstin 1962)

Pseudo Event sama halnya dengan berita semu, yang saya pahami disini, psudo event merupakan isi dari Tabloid jurnalisme. Kalau diatas saya sudah menjelaskan tentang tabloid jurnalisme, pseudo event menyajikan tayangan-tanyangan yang semu ataupun tidak penting. Memang tergantung dari siapa yang melihatnya, orang-orang menengah kebawah mungkin melihat ini merupakan sebuah hiburan, namun pada kelas mengah keatas itu tidak ada pentingnya. Pembodohan public mungkin kata yang cocok untuk fenomena ini. Masyarakat yang eharusnya mengkonsumsi informasi atau tanyangan yang lebih penting namun mereka banya tertarik kepada berita-berita semu seperti ini.

Contohnya dalam pemberitaan Boomingnya video briptu norman dengan Chaya-chayanya ataupun sinta-jojo dengan keong racunhya. Media menjadi ramai dengan berita tersebut, seolah seperti berlomba-lomba untuk menayangkan berita tersebut.

Sekali lagi saya mencoba menjelaskan bahwa media seolah melihat peluan dari kehidupan ekonomi masyarakat di Indonesia ini, masyarakat menegah kebawah yang memang lebih menikmati tayangan yang easy thingking.

Orang-orang yang berada dibalik media lebih mementingkan pasar daripada kualitas informs yang disajikan.

pandangan ini dari satu otak saja, mohon maaf bila ada kesalahan.. mohon dimaklumi.. masih dalam tahap belajar.. hihihi

Read more...
Kamis, 02 Juni 2011

thanks for this today..

0 komentar
hahai... hahai....
akhirnya gw bisa buka juga nihhh blog... setelah bertahun-tahun.. (lebay deng...) setelah berbulan-bulan ni blog ga bisa dibuka gara-gara lupa email ama paswordnya apa... (hahaha rusaaakkk..). blog yang jadulll.. ga ada keren2nya nihhh... ora ada seni-seninya niiihh blog...
bingung mau nulis apa untuk permulaann..



tapi yang jelas... hari ini lagi lumayan seneng coooyyy.... (Curcol kan ujung2nya),,, :-)
buat dia yang ku sayang... terimakasih untuk hari ini (3 juni 2011)...
terimakasih seharian bersama kamu...
terimakasih im... :')
semoga... yang gua harapkan terkabul,, dan lu bisa menjadi milik gua untuk selamanya... guasayangbangetamalu....








Read more...
Selasa, 22 Juni 2010

itu hanya kebahagian fatamorgana Gan

0 komentar
Termenung diatas bumi pahlawan. Tubuhnya bersandar pada dinding itu, ditemani alunan musik. Angin memainkan tubuhnya yg dibiarkan tergerai..

Terkadang desah nafasnya terdengar, seperti akan ada kebahagian yg akan datang.. Desah nafasnya mencoba berjuang melawan rasa dimasa lalu. Perih yang mulai meracuninya keasyikan mengembarakan penantian kebahagian di sela fatamorgana..

Kenapa begitu, andai fatamorgama belaka kenapa masih menanti? Kenapa Tak akan ada hal lain yg bisa di pikirkan?

Itu hanya suara angin Gan, rupanya angin mulai tak sabar menemaninya lagi. Ternyata angin lebih berfikir realistis, ketimbang perasaan Gan yg terlalu sabar dengam ketidak pastian kebahagian itu, Kebahagian fata moragana.

Gan menunduk, dan berkata dalam hati. "pergilah wahai angin, jangan ganggu pikiran ini dan penantian dan kebahagian dengan ketidak ikhlasan mu.. Biarkan semuanya mengalir bagai air.

Namun, hanya seperti merindukan bulan,, yang benar-benar hanya penantian belaka..

Gan tetap hanya bisa menanti, hanya boleh memilki kesabaran untuk menanti.
Hanya boleh tersenyum melihat kebahagian fata morgana, dan menangis saat fatamorgan berkubang duka.

27-02-2010
02:42
@ bumi pahlawan
Read more...

harapan di atas "flat merah"

0 komentar
Di atas Flat Merah ini aku bersandar..
Tanda-tanda akan penuh tanya,
tapi hilang menjadi keraguan
kata telah menjadi kegalauan..

Wahai kau yang merasa..
Ini lah hidup ku..
Hidup yang selalu penuh dengan harap..
Harap yang selalu akan ku nantikan..
Sadarkah kau??

Di atas Flat Merah ini aku bertanya??
Apakah ini yang disebut berharap..??

Lama telah ku tunggu..
Usaha telah ku jalani..
Pengorbanan telah ku lakukan..

Di atas Flat merah ini aku berdoa..
Titisan harap itu akan segera datang....

@flat merah
1 Juni 2010
22.06 WIB
Read more...

Tambah umur, tambah apa ya??

0 komentar
Hore... Hore.. Teriakan dalam hati ketika sadar udah 20 tahun umur gw. Ga disangka waktu begitu cepat, udah pala 2 aja umur gw. Kayanya baru kemarin gw dianterin nyokap pergi sekolah waktu SD, baru kemarin juga uang jajan gw nambah karena udah masuk SMP ( punya cewe yg pertama juga lohh.. Hahaha narsis), dan baru pertama juga rasanya gue berseragam abu-abu dengan style rmbut mohack(lg trend cuy wktu itu) haha.. Tapi sekarang gw udah kuliah, semester 4, umur gw juga udah 20 thun aja.. Bener-bener cepat rasanya..

Kata orang, semakin bertambah umur semakin banyak rezeki dan bertambah pula pengeluaran kita.
Ahh.. gw ga ngerasain tuh.. Gini-gini aja duit gw, pengeluaran baru emang bener bertambah.. Ga ada usaha kali ye.. Males juga sih lo mal (kata hati gw berbicara, haha).
Yup gw sadar akan hal itu, gw orangnya msih malas, kalo ga ditegor ama b0kap nyokap yg tiap hari tlp gw malam2 ketika lagi di k0san (sekarang ng'k0s cuy ceritanya.. Haha), mereka tanyain "dah belajar mal?, udh sholat belum",
kadang gw merasa malu sama mereka, gw ngebebanin aja bisanya..

Tp, belakangan ini gw mulai menyadari, gw ga boleh seperti itu, gw harus bisa banggain mereka, gw harus menjadi panutan bagi adik-adik gw yg masih kecit-kecit (maklum, anak pertama)..
BELAJAR, itu kata kuncinya..

Kata orang juga ni cuy, umur-umur segini lagi butuh-butuhnya penyemangat tuh.. (cewe maksudnya, hehe). Tapi ga punya tuh.. Hikz..hikz..hikz (curhat).
Ahh.. Gw belum bisa dapetin orang yg gw bener-bener sayang cuy.. Yang kemarin2 biasa aja, ga ad yg buat gw nyer-nyeran, hehe (bahasa apa tuh??). Tapi udah lah, itu persoalan jangan terlalu dipikirin, masih ada waktu, (loh.. Koq jadi nasihatin diri sendiri ya??)hehe.. STOP.....

20 tahun gw hidup di dunia ini (lebay..). UIN Jakarta, Ciputat, HMI dan teman2, semua udah banyak mengajarkan gw arti sebuah kehidupan. Gw bisa tahu banyak sisi lain kehidupan. Dengan bekal ini, gw harus merubah pola hidup menjadi lebih baik lagi. KEDEWASAAN benar-benar dibutuhkan. Gw harus lebih dewasa lagi, baik pikiran, tindakan maupun pola hidup gw harus lebih dewasa..

Mudah-mudahan dengan bertambahnya umur, gw bisa menjadi AKMAL yg sebenarnya.
AKMAL yg bisa membanggakan kedua orang tua,
AKMAL yg semakin lucu dan cool, haha narsis (yg satu ini becanda cuy, tapi ngarep jg sihh.. Hehe)

thanks for all yg udah mengajarkan gw arti hidup, yg menjadikan gw lebih dewasa. Dan orang2 yg pernah Ada buat gw disaat senang maupun sedih.. Thanks a lot...

@kamarku hijau hitam.. 18-05-'10, 01.44 WIB..
Read more...
Selasa, 08 Juni 2010

HMI, ada apa dengan Mu?

0 komentar
HMI sekarang ini semakin jauh dari mahasiswa, ini bisa dilihat dari kurang mampunya HMI mendengar, menyerap dan mengakomodir aspirasi mahasiswa yang berkembang di kampus. Apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan yang terjadi pada mereka. HMI kurang memberi penawaran tentang kegiatan atau program kepada mahasiswa yang kalau kegiatan itu tidak diikuti maka sangatlah rugi. Maksudnya mereka juga membutuhkan wadah untuk mengembangkan kreatifitas mereka. Akibatnya HMI sekarang ini kurang diminati. Dulu mahasiswa yang mencari HMI, namun sekarang HMI yang malah mencari mahasiswa atau anggota.

Disini pola pengkaderan sangat dipertanyakan. Bagaimana kita bisa membuat seseorang itu cinta terhadap HMI yang nantinya akan memberi dampak yang baik terhadap pergerakan HMI, akan muncul pergolakan-pergolakan yang bisa membangun HMI untuk kedepannya. Sekarang ini pola pengkaderan ala keranjang sampah yang dipakai, dengan memproduksi sebanyak-banyaknya kader tanpa mementingkan dan meningkatkan kuliatas seorang kader itu. Pola pengkaderan seperti ini harus dirubah bung...

Pengkaderan dalam HMI sebenarnya sudah jelas dalam aturan-aturan dasar HMI, namun kenyataanya pedoman pengkaderan yang sudah ada malah diabaikan dan tidak diimplementsikan sebagai mana mestinya,,, aahhhh,, payah...

Pengkaderan HMI pada dasarnya itu nih, merupakan kunci keberhasilan HMI pada zaman keemasannya. Ketekunannya dalam mengadakan proses kaderisasi, kontribusi dalam pembelajaran tentang intelektulisme islam dan kemampuannya dalam mempertahankan independensinya .

Sekarang yang menjadi pertnyaan besar, apakah para kader sekarang ini merupakan Generasi Emas ataukah hanya pelengkap kuantitas saja??????? Naahh luhh bingungkan gw jadinya...

HMI kedepannya tuh harus mempertegas lagi mengenai siapa dirinya. HMI harus berpihak kepada hakekat manusia yang selalu komit terhadap kebenaran dan berkiprah dalam kehidupan masyarakat. Selain itu kader HMI harus dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong masa depan HMI yang gemilang, dan menanamkan rasa cinta terhadap organisasi baik kader maupun alumni dan masyarakat luas. Hal ini agar dapat mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia kita ini...

Dengan garis independent yang menjadi watak organisasi (baru baca di modul..), berarti HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktivitas fungsionaris dan para kadernya harus berkualitas boy,,, seperti yang tergambar dalam kualitas insan cita HMI.

Soal mutu dan kualitas itu konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus disadari oleh pemimpinnya dan para anggotanya. Inilah salah satu modal besar unutk meningkatkan mutu para kader HMI sehinnga bisa berpera aktif pada masa yang akan datang.

Kalo dipikir-pikir juga, solidnya keberadaan HMI dan KAHMI bisa mewujudkan tujuan HMI itu sendiri coy,, insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah (bener ga siihhh gtu...). maksudnya,berbagai dinamika (perbedaan) selama ini harus dijadikan pengalaman untuk menuju perubahan demi mewujudkan semangat nasionalisme kebangsaan.

Udah yaaaa... ngantuk pak dho.....

@Cijantung- 30-05-2010, 02:21 WIB

Read more...

Dia Demi Kamu

0 komentar
Aku bukanlah dia,
dia yang bisa memberi semua apa yang kau mau
Aku adalah aku,
aku yang terus berusaha memberi apa yang kau mau
meski terkadang tercapai kadang pula tidak
ku sadar akan hal itu
Aku yang merelakan dirimu demi kebahagianmu,
karena misi ku, apa yang membuat kamu bahagia, aku akan menerima kebahagianmu meski itu bukan untuk ku


*tulisan ini merupakan curahan hati seseorang yang merelakan kebahagiannya demi kebahagian orang yang ia cintai*

19 februari 2010
21.45 wib
@kamar ku hijau hitam

Read more...
 
akmal sastra © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here